Minggu, 10 September 2023

3 Gaya Belajar Bahasa Inggris yang Sebaiknya Kamu Ketahui



Pernah terbersit di pikiran kamu, sudah lama belajar bahasa Inggris, kok merasa masih sulit ya? Mungkin kamu kurang memaksimalkan gaya belajar yang ada pada diri kamu. Tahukah sobat ada 3 gaya belajar yaitu pembelajar visual, pembelajar auditory dan pembelajar kinestetik. Selain belum mengetahui dan menggali potensi Kecerdasan Ganda, salah satu penyebabnya lainnya mungkin adalah kamu mungkin belum mengenali bagaimana cara belajar yang selaras dengan gaya belajar kamu sendiri.

Setiap pembelajar bahasa Inggris adalah unik. Masing-masing mempunyai kesukaan dan gaya belajar yang berbeda antara satu dan lainnya.

Gaya belajar kamu pada gilirannya akan berdampak pada penerimaan dan pemahaman dalam mencerna informasi dan materi yang disuguhkan.

Gaya kita belajar didominasi oleh preferensi kita tatkala kita menerima informasi, memahami serta mempelajari sesuatu.

Apa dan bagaimana sih gaya belajar kita?

Secara umum, ada tiga gaya bagaimana cara kita  belajar yang meliputi:

1. Pembelajar visual, visual learners, adalah mereka yang secara dominan perlu melihat untuk menerima informasi, memahami ataupun mempelajari sesuatu.

2. Pembelajar auditory, auditory learners, adalah mereka yang secara dominan perlu mendengar untuk menerima informasi, memahami ataupun mempelajari sesuatu.

3. Pembelajar kinestetik, kinesthetic learners, adalah mereka yang secara dominan perlu melibatkan kegiatan fisik untuk menerima informasi, memahami ataupun mempelajari sesuatu.

Gaya belajar kita pada dasarnya dipengaruhi akan rasa kesukaan kita untuk mempelajari sesuatu yang dirasa nyaman untuk dilakukan. Gaya belajar kita bisa saja mengalami perubahan sejalan bertambahnya usia dan pengalaman dalam belajar.

Ketika menginjak taman kanak-kanak, anak-anak pada umumnya adalah pembelajar kinestetik, dan taktual. Mereka mempelajari sesuatu dengan bergerak ke sana ke mari dan menyentuh semua benda di sekitarnya.

Setelah mereka beranjak kelas kedua atau ketiga sekolah dasar, beberapa dari mereka berangsur mulai menjadi pembelajar visual. Selang beberapa tahun kemudian, beberapa pembelajar, terutama perempuan, menjadi pembelajar auditory.

Namun, beberapa pembelajar dewasa, terutama pria, tetap menjadi pembelajar kinestetik dan taktual sepanjang hidup mereka. (Teaching Secondary Students Through Their Individual Learning Styles, Rita Stafford and Kenneth J. Dunn; Allyn and Bacon, 1993)

Berikut ini, kita akan telusuri lebih dekat lagi mengenai ketiga gaya belajar ini dan bagaimana keterkaitannya dengan belajar bahasa Inggris.

Pembelajar Visual

Perkiraan kasar, sekitar 65 persen dari populasi dunia merupakan kelompok pembelajar visual. Jadi, kamu mungkin saja termasuk seorang pembelajar visual.

Pembelajar visual sering pula disebut pembelajar spasial lantaran mereka dapat mengingat dan mempelajari sesuatu dengan lebih mudah melalui media visual seperti, papan tulis, proyektor, gambar, foto, diagram, tabel, video dan media sejenis lainnya.



Karakteristik

Pembelajar visual suka mengamati sekeliling dan memperhatikan detail situasinya. Dalam mengungkapkan perasaan, mereka mungkin menatap tajam saat marah dan tampak berseri ketika bahagia. Raut wajah merupakan indikator emosi yang ditunjukan pembelajar visual.

Mereka berpikir dalam gambar dan detail serta memiliki imajinasi yang kuat. Ketika harus mendengarkan ceramah yang terlalu panjang, mereka mungkin diam membisu, tapi beberapa saat kemudian menjadi tidak sabaran. Dalam urusan penampilan, mereka bisa berpakaian rapi dalam setiap kesempatan.

Mereka memiliki ingatan langsung yang kuat lewat kata-kata yang disajikan secara visual. Pembelajar visual suka mencatat saat diberi penjelasan. Mereka cenderung tidak menyadari adanya gangguan suara. Namun, mereka dapat terganggu oleh gangguan visual atau gerakan. Mereka memecahkan masalah dengan merencanakan sebelumnya dan mengelola pikiran mereka dengan menuliskannya. Mereka suka membaca hal yang bersifat deskriptif dan naratif.

Secara ringkas, karakteristik pembelajar visual saya tuliskan di bawah ini.

  • Pikiran sulit fokus saat mendengar ceramah
  • Memperhatikan, tapi melewatkan banyak hal.
  • Tertata rapi.
  • Membaca dengan konsentrasi penuh.
  • Mengingat lebih baik lewat gambar, foto, atau diagram.
  • Menyukai instruksi tertulis dibandingkan lisan.
  • Mudah mengingat wajah, tapi mudah melupakan nama.
  • Mempersiapkan segalanya di awal.
  • Tidak banyak berbicara.
  • Memperhatikan detail.


Cara Belajar

Dalam cara belajar bahasa Inggris, pembelajar visual sangat terbantu dengan adanya gambar, foto, tabel, dan lainnya tatkala membaca sebuah bacaan bahasa Inggris, atau ketika sedang mengerjakan soal listening bahasa Inggris, mereka cenderung membaca soal dan pilihan berganda untuk memberikan gambaran visual dalam benak mereka sembari mendengarkan rekaman percakapan bahasa Inggris.

Apabila sobat termasuk seorang pembelajar visual, maka sebaiknya kamu menggunakan media visual yang memadai untuk membantu serta memudahkan proses mempelajari bahasa Inggris.

Misalnya, kamu ingin membaca sebuah bacaan bahasa Inggris, maka ada baiknya mengamati gambar atau foto yang diilustrasikan bacaan tersebut. Setelah selesai membaca, kamu dapat membuat sebuah gambaran bacaan dalam bentuk pemetaan pikiran (mind mapping). Pemetaan pikiran ini dapat membantu kamu memahami sebuah bacaan bahasa Inggris dengan lebih baik.

Tidak berbeda jauh ketika kamu ingin mengasah kemampuan menulis karangan dalam bahasa Inggris. Membuat kerangka karangan dalam bentuk pola gambar, graphics organizer, akan memberi gambaran lebih jelas sewaktu kamu menuliskannya.

Ketika kamu ingin belajar mendengarkan kata-kata bahasa Inggris, media video mungkin dapat menjadi pilihan kamu. Gerak bibir, mimik wajah, tatapan mata, gerakan tangan dan bahasa tubuh dari pemeran dalam sebuah film sangat membantu kamu.

Demikian pula, saat kamu ingin melatih percakapan bahasa Inggris kamu, dengan memperhatikan gerak gerik bibir, raut wajah, pandangan mata dan lainnya dapat membantu kamu mengerti apa yang dituturkan oleh lawan bicara kamu.

Pembelajar Auditory

Sekitar 30 persen dari populasi merupakan pembelajar auditory, yang kemampuan mereka dalam memahami dan mempelajari sesuatu didominasi oleh indera pendengaran.

Tatkala teman-temannya, berusaha keras untuk mengerti dan mencerna isi kuliah atau ceramah yang panjang, para pembelajar auditory tidak mengalami kesulitan yang berarti untuk menyerap dan mengingat apa yang mereka dengarkan hingga 75 persen.


Karakteristik

Pembelajar auditory mengatakan mengenai apa yang harus dilakukan, entah itu menyetujuinya ataupun menolaknya. Dalam mengungkapkan perasaan, mereka menunjukkannya melalui naik atau turunnya, volume suara mereka.

Mereka senang mendengarkan tetapi tidak sabar untuk mendapat kesempatan berbicara. Mereka cenderung menyukai uraian yang panjang dan berulang-ulang. Di samping itu, mereka suka mendengarkan diri mereka sendiri dan orang lain berbicara.

Mereka cenderung lebih mudah mengingat nama, tetapi mudah melupakan wajah dan mudah teralihkan perhatian mereka oleh ganguan suara lainnya. Mereka menikmati membaca dialog dan drama, tapi tidak menyukai narasi dan deskripsi yang panjang.

Pembelajar auditory lebih diuntungkan oleh instruksi lisan, baik dari guru atau dari diri teman mereka sendiri. Mereka lebih suka mendengar atau membaca informasi dan mendapat manfaat dari pengulangan apa yang mereka dengar.

Secara singkat, karakteristik pembelajar auditory saya tuliskan di bawah ini .

  • Menyukai berbicara.
  • Menyukai berbicara dengan diri sendiri.
  • Mudah kehilangan konsentrasi.
  • Lebih menyukai instruksi lisan, dari pada tertulis.
  • Suka mendengarkan musik.
  • Membaca disertai gerakan bibir berbisik.
  • Mengingat nama lebih mudah.
  • Suka mendengar.
  • Suka mendengar ceramah dan berdiskusi.
  • Lebih terbuka.


Cara Belajar

Dalam cara belajar bahasa Inggris, pembelajar auditory sangat terbantu apabila menyuarakan apa yang dibaca saat membaca sebuah bacaan bahasa Inggris, atau ketika sedang mengerjakan soal listening bahasa Inggris, mereka cenderung mendengarkan rekaman percakapan bahasa Inggris dibandingkan melihat soal atau pilihan berganda.

Apabila sobat termasuk seorang pembelajar auditory, maka ada baiknya kamu memanfaatkan media audio atau alat perekam suara yang memadai untuk membantu serta memudahkan proses mempelajari bahasa Inggris.

Misalnya, kamu ingin menghafalkan beberapa kosakata atau ungkapan bahasa Inggris dengan mendengarkan berulang-ulang melalui rekaman audio atau lagu bahasa Inggris.

Ketika kamu ingin membaca bacaan bahasa Inggris, kamu dapat membacanya lebih lantang atau merekam suara kamu saat membacanya. Hal ini akan memudahkan kamu dalam proses memahami dan mencerna kata-kata dalam bacaan.

Tidak berbeda jauh ketika kamu ingin mengasah kemampuan menulis karangan dalam bahasa Inggris. Membuat kerangka karangan dalam bentuk tulisan dan berdiskusi dengan teman, akan memberi pengertian yang lebih jelas sewaktu kamu menuliskannya.

Ketika kamu ingin belajar mendengarkan kata-kata bahasa Inggris, kamu mungkin dapat menirukan kata-kata yang didengar. Selain itu, kamu dapat merekam kata-kata bahasa Inggris dan mendengarkannya berulang-ulang sangat membantu kamu untuk memahami kata-kata bahasa Inggris. Di samping itu, mendengarkan lagu bahasa Inggris bisa menjadi pilihan untuk menajamkan kemampuan dalam mendengarkan kata-kata bahasa Inggris.

Demikian pula, saat kamu ingin melatih percakapan bahasa Inggris kamu, dengan memperhatikan suara dituturkan oleh lawan bicara kamu. Selain itu, kamu bisa merekam dialog percakapan bahasa Inggris. Kemudian, kamu mendengarkannya secara berulang-ulang. Kamu juga bisa melatih percakapan bahasa Inggris dengan berkomunikasi secara lisan dengan penutur asli.

Pembelajar Kinestetik

Pembelajar kinestetik yang mungkin hanya berkisar 5 persen dari populasi di dunia. Pembelajar tipe ini biasanya mengalami kesulitan dan kejemuan selama ceramah berlangsung, ataupun merasa gelisah dalam sebuah pertemuan yang panjang.

Para pembelajar yang memiliki gaya belajar kinestetik sering harus berupaya lebih tatkala belajar melalui cara tradisional dan kegiatan yang tidak banyak bergerak, seperti ceramah dan pertemuan. Pikiran mereka tidak dapat memahami dan mencerna lebih baik ketika mendengarkan atau mengamati sesuatu. Mereka perlu bangkit berdiri dan terlibat dalam sebuah kegiatan fisik agar merasuk dan tersimpan dalam ingatan mereka.



Karateristik 

Mereka mempelajari berbagai hal dengan, menyentuh, merasakan, dan memanipulasi objek. Gerakan dan bahasa tubuh adalah indikasi yang menunjukkan perasaan mereka. Mereka cenderung mengerakkan tangan atau anggota badan lainnya untuk mengirim pesan ketika berbicara. Pembelajar kinestetik adalah pendengar yang buruk. Selain itu mereka biasanya berdiri sangat dekat ketika berbicara atau mendengarkan lawan bicara mereka, dan dengan cepat kehilangan minat dalam pembicaraan yang panjang.

Pembelajar kinestetik mengingat dengan baik dari apa yang telah dilakukan, bukan dari apa yang telah mereka lihat atau bicarakan. Mereka lebih memilih terjun dan terlibat langsung dengan apa yang sedang mereka pelajari. Di samping itu, perhatian mereka mudah teralihkan dan sulit untuk memperhatikan sebuah penjelasan yang didominasi pendengaran atau visual. Tidak jarang, mereka mungkin sering merasa gelisah saat membaca buku. Seringkali kesulitan dalam mengeja kata-kata, mereka perlu menuliskan kata-kata untuk meyakinkan apakah diri mereka “merasa” benar.
Secara ringkas, karakteristik pembelajar visual saya tuliskan di bawah ini.
  • Bergerak banyak
  • Tidak menyukai duduk diam.
  • Banyak bergerak ketika belajar
  • Menyukai melibatkan diri saat belajar.
  • Menyukai mengerjakan sesuatu dibanding membaca.
  • Tidak menyukai membaca
  • Memecahkan masalah dengan tindakan
  • Menyukai mencoba hal yang baru.
  • Berbicara dengan gerakan tangan dan bahasa tubuh
  • Menyukai menyentuh benda.


Cara Belajar

Dalam cara belajar bahasa Inggris, pembelajar kinestetik sangat terbantu apabila mereka merasa terlibat entah itu secara perasaan ataupun fisik, dalam bacaan bahasa Inggris, atau ketika sedang mengerjakan soal listening bahasa Inggris dengan melibatkan aktifitas fisik entah itu dengan menuliskannya

Apabila sobat termasuk seorang pembelajar kinesthestic, maka ada baiknya kamu melibatkan aktifitas fisik untuk membantu serta memudahkan proses mempelajari bahasa Inggris.

Misalnya, kamu berusaha menghafalkan beberapa kosakata atau ungkapan bahasa Inggris dengan mengerakkan tangan untuk menulis di kertas atau di udara atau juga menggunakan semisal  kartu yang berisikan kata positif dan negatif akan membantu proses mengingat kata

Ketika kamu ingin membaca sebuah bacaan bahasa Inggris, dengan bergerak atau sambil jalan dan merasakan isi bacaan bahasa Inggris akan membantu kamu mencerna kata-kata bahasa Inggris.

Tidak jauh berbeda ketika kamu ingin mengasah kemampuan menulis karangan dalam bahasa Inggris. Membuat kerangka karangan dengan mengerakkan alat tulis untuk menuliskannya sehingga merasakannya serasa kamu mengalaminya.

Ketika kamu ingin belajar mendengarkan kata-kata bahasa Inggris, dengan gerakan tangan untuk mencatat kata-kata bahasa Inggris, kamu akan terbantu untuk meresapi kata-kata bahasa Inggris tersebut.

Demikian pula, saat kamu ingin melatih percakapan bahasa Inggris kamu, dengan melatih dan memperagakan kata-kata atau ungkapan bahasa Inggris tersebut akan memudahkan kamu memahami maksud dari percakapan tersebut.

Setelah membaca catatan di atas, menurut kamu gaya belajar kamu termasuk gaya belajar visual, auditory, atau kinestetik?

Kesimpulan
Apa yang telah diutarakan di atas hanyalah sebagai gambaran dan panduan bagaimana sebaiknya kamu memanfaatkan dari gaya belajar kamu dan preferensi kamu ketika ingin mempelajari bahasa Inggris. Terkadang gaya belajar kamu bisa saja berangsur berubah karena faktor tertentu, entah karena kamu memang ingin melatihnya atau kondisi yang mengharuskan demikian. Dengan kata lain, pastikan kamu benar-benar merasa nyaman dengan gaya belajar kamu tatkala kamu melakukan aktifitas belajar bahasa Inggris.

Demikianlah sobat langit biru, catatan singkat mengenai gaya belajar bahasa Inggris. Kiranya catatan ini dapat sedikit memberi manfaat untuk bagaimana belajar bahasa Inggris dengan menyelaraskan dengan gaya belajar kamu.

Terima kasih atas waktu yang sobat luangkan untuk membaca artikel ini. Sampai bersua kembali dengan catatan lainnya.


Referensi:

Rita Stafford and Kenneth J. Dunn; Allyn and Bacon, 1993. Teaching Secondary Students Through Their Individual Learning Styles. http://books.google.se/ (Accessed 2018-04-11).
https://www.familyeducation.com/school/multiple-intelligences/learning-styles-visual-auditory-kinesthetic (Accessed 2018-04-11).
http://www.nwlink.com/~donclark/hrd/styles/vakt.html (Accessed 2018-04-11).
https://www.mindtools.com/pages/article/vak-learning-styles.htm (Accessed 2018-04-11).


Tags :

bm
Created by: Indra Langit

I have been sharing my enthusiasm in English for more than 10 years and love seeing diverse learners. In my leasure time, I enjoy playing online games and writing blog.

Posting Komentar

Connect