Senin, 04 September 2023

Belum Bisa Bahasa Inggris? Mungkin 2 Metode Ini Jawabannya



Kebanyakan orang yang ingin menguasai bahasa Inggris menempuhnya dengan cara 'mempelajari bahasa', tapi tahukah sobat ada satu cara lainnya untuk mahir bahasa Inggris yang disebut 'memperoleh bahasa'.

Menguasai bahasa Inggris merupakan dambaan kebanyakan orang. Bahkan tidak sedikit orang menganggap bahasa Inggris sebagai bagian dari gaya hidup.

Hal tersebut bisa terlihat dari banyaknya kata-kata bahasa Inggris yang terselip dalam setiap ujaran orang-orang ketika mereka berkomunikasi dalam berbagai situasi perbicangan antar teman, seorang dosen yang memberi kuliah pada mahasiswanya, atau seorang yang melakukan presentasi di hadapan para peserta, ataupun dalam bentuk tulisan seperti halnya iklan produk dan jasa, buku novel, koran, majalah dan lain sebagainya.

Kebanyakan para pembelajar bahasa Inggris menggangap menguasai bahasa Inggris itu sukar karena jika ingin menguasai bahasa Inggris, itu artinya mereka harus mengetahui dan menguasai grammar atau tata bahasa.

Grammar menurut mereka adalah sesuatu yang teramat sangat sukar atau bisa dikatakan sesuatu yang mustahil untuk dikuasai, ibarat 'maksud hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai.'

Sistem pendidikan kita dalam kurun yang cukup lama telah memberi kesan seolah-olah menguasai bahasa Inggris sama dengan menguasai grammar bahasa Inggris.

Pertanyaannya adalah apakah belajar grammar itu penting?

Sebelum saya jawab, saya akan berbagi pengalaman saya dan teman saya bagaimana kami berdua memiliki cara berbeda dalam menguasai bahasa Inggris.

Pengalaman Teman

Saya mulai dengan pengalaman teman saya, Satria. Dia teman kuliah saya. Sewaktu dia masih di Sekolah Menengah Pertama (SMP), nilai rata-rata bahasa Inggris dia berkisar antara 5 hingga 6.

Hal ini terus berulang hingga dia menginjak bangku Sekolah Menengah Atas. Dia sebenarnya tidak begitu menyukai bahasa Inggris. Selain menurutnya, belajar bahasa Inggris itu membosankan juga sukar.

Dia juga tidak punya keinginan untuk belajar ataupun mengikuti kursus bahasa Inggris.

Setelah dia masuk bangku kuliah, dia tidak menyadari kalau dia mulai berkenalan dengan bahasa Inggris karena kampus kami memberikan fasilitas internet gratis bagi mahasiswanya

Dia yang memang penggila komputer mulai suka berselancar di Internet mencari informasi yang kebetulan banyak berbahasa Inggris, bahkan dia ikut forum yang membahas soal komputer yang kebanyakan anggotanya berbahasa Inggris.

Ditambah lagi kegemarannya mendengarkan musik berbahasa Inggris. Meskipun dia tidak terlalu mengerti artinya, dia hanya suka mendengarkanya, lalu ikut menyanyikannya.

Hobinya semakin bertambah oleh karena banyak teman-temannya menonton serial TV berbahasa Inggris, dia mulai mengandrungi menonton serial TV berbahasa Inggris.

Hari demi hari, bulan demi bulan, hingga tahunan telinganya mulai terbiasa dengan namanya bahasa Inggris.

Hebatnya, dia tidak pernah membaca buku panduan bahasa Inggris ataupun sekedar mengikuti kursus bahasa Inggris.

Dia melakukan tersebut karena memang hobi dan tidak merasa terpaksa ataupun terbebani. Semuanya dia jalani tanpa beban dan tanpa target tertentu.

Pengalaman Pribadi

Berbeda dengan teman saya, saya sedari kecil memang berkeinginan bisa menguasai bahasa Inggris, tapi karena pelajaran bahasa Inggris di sekolah menurut saya sukar dipahami, maka nilai bahasa Inggris saya pas-pasan alias tidak bergerak dari angka 6 – tidak pernah bergerak dari angka 6.

Hingga suatu hari, sepupu saya mengajak saya untuk mengikuti kursus bahasa Inggris. Di dalam kelas, saya belajar teori bahasa Inggris dan mempraktek bahasa Inggris dalam sebuah program percakapan bahasa Inggris antar teman kursus yang diadakan setiap usai kursus di kelas.

Oleh karena semua ini, nilai bahasa Inggris di sekolah saya sedikit terdongkrat dari angka 6 kemudian menyentuh angka 7 hingga 8.

Ketika menginjak bangku kuliah, mengambil jurusan teknik informatika komputer , saya masih belajar bahasa Inggris melalui buku – buku tata bahasa Inggris dan panduan TOEFL.

Semua buku tersebut saya lahap bahkan saya suka membuat daftar kosa kata yang harus saya kuasai setelah membaca setiap bukunya.

Saya memang menyukai lagu-lagu bahasa Inggris dan menonton acara serial TV berbahasa Inggris, tapi saya hanya mempedulikan ceritanya dan saya lebih menyukai membaca teks bahasa Indonesianya ketimbang mendengarkan ucapan mereka berbeda dengan teman saya yang menonton serial TV tersebut dengan teks bahasa Inggris bahkan tanpa teks sekalipun.

Menakar Kemampuan Bahasa Inggris

Mengetahui kalau teman saya, Satria, tampaknya menguasai bahasa Inggris, suatu ketika saya mengajak teman saya untuk ikut tes TOEFL yang akan dilaksanakan dua minggu ke depan.

Meskipun awalnya dia tak begitu tertarik, akhir dia mengiyakannya. Usai mengikuti tes tidak ada hal-hal yang mengusarkan teman saya.

Kemudian saya menanyakan apakah dia belajar sebelum tes. Dan dia menjawab tidak belajar sama sekali, sedangkan saya sudah menbaca catatan ringkasan yang sudah saya buat berkali-kali.

Satu minggu kemudian, kami berdua pergi untuk melihat hasil tes TOEFL kami. Alhasil kami dapati nilai saya adalah 552, sedangkan teman saya memperoleh 576.

Sungguh mengejutkan tidak hanya saya tapi juga teman saya kalau hasil nilai dia lebih tinggi dibandingkan saya karena dia berasumsi kalau dia telah cukup lama mengenal saya kalau saya sering belajar bahasa Inggris ditambah lagi pada waktu itu saya juga pernah menjadi asisten guru di sebuah kursus bahasa Inggris.

Kenapa bisa begitu? Mungkin kamu punya pertanyaan yang sama. Simak catatan saya berikut.

Sekilas Teori

Sekarang, kita akan membahas hal yang sedikit teoritis. Menurut Krashen (1982) dalam teorinya yang berkenaan dengan penguasaan bahasa kedua, terdapat dua sistem cara menguasai bahasa asing, dalam hal ini bahasa Inggris.

Pemerolehan Bahasa

Pemerolehan bahasa (dalam bahasa Inggrisnya Language acquisition) adalah hasil dari proses subconscious atau proses yang tanpa disadari ketika memperoleh bahasa Inggris.

Proses tersebut memerlukan interaksi yang sebenarnya dan komunikasi yang alami – di mana pembicara bahasa tersebut berkonsentrasi pada bentuk dari ujaran-ujaran mereka, tetapi lebih kepada aktifitas dalam berkomunikasi. Susah ya?

Dengan kata-kata sederhananya, tanpa sadar kita mempelajari bahasa Inggris secara alami – tanpa adanya paksaan dan beban-dalam interaksi kesehariaan kita dengan lingkungan sekitar kita. Karakteristik kalau kita menguasai bahasa melalui “pemerolehan bahasa” adalah:

• Tidak sadar bahwa sebenarnya kita sedang belajar
• Berada dalam lingkup non formal
• Tanpa memgetahui tata bahasa
• Bergantung pada kemampuan dalam memahami

Pengalaman teman saya diatas dalam menguasai bahasa Inggris adalah sebuah contoh nyata bagaimana pemerolehan bahasa terjadi.
Teman saya tidak menyadari kalau sebenarnya dia telah mempelajari bahasa Inggris melalui media lagu, film, komunitas.

Biasanya seseorang yang menguasai bahasa Inggris melalui proses pemerolehan bahasa bisa dikatakan mungkin tidak mempelajari tata bahasa, bahkan kalau ditanya mengenai benar atau tidak suatu kalimat tidak bisa menjelaskan dengan tepat, tapi dia bisa merasakan suatu ujaran atau kalimat itu benar tata bahasanya atau tidak.

Teman saya mempelajari bahasa Inggris secara tidak sadar dengan melihat situasi baik itu lingkungan sekitar ataupun gerak-gerik bahasa tubuh penutur bahasa.

Dalam hal ini, mempelajari tata bahasa tidaklah penting karena seiring berjalannya waktu tata bahasa akan dikuasai dengan sendirinya.

Pembelajaran Bahasa

Pembelajaran bahasa (dalam bahasa Inggrisnya Language Learning) adalah hasil dari proses conscious atau proses dimana kita menyadari ketika kita mempelajari bahasa Inggris.

Proses tersebut menghasilkan kesadaran kita akan pengetahuan tentang suatu bahasa misalnya pengetahuan tentang aturan tata bahasa Inggris.

Kalimat sederhananya adalah secara sadar kita mempelajari bahasa Inggris dalam lingkup formal misalnya di sekolah, di tempat kursus, di kampus dan lainnya.

Karakteristik kalau kita menguasai bahasa melalui “pembelajaran bahasa” adalah:

• Secara sadar bahwa kita sedang belajar
• Berada dalam lingkup formal
• Memgetahui tata bahasa
• Bergantung pada sikap dalam memahami

Pengalaman saya diatas dalam menguasai bahasa Inggris adalah sebuah contoh bagaimana pembelajaran bahasa terjadi.
Saya secara sadar kalau saya mempelajari bahasa Inggris melalui buku-buku yang saya baca, penjelasan guru atapun dosen.

Biasanya, seseorang yang menguasai bahasa Inggris melalui proses pembelajaran bahasa cenderung mempelajari aturan bahasa (tata bahasa) ataupun menghafalkan kosa kata yang banyak.

Dari kedua proses tersebut, kata kuncinya adalah pemerolehan bahasa itu dilakukan di luar kesadaran kita, sedangkan pembelajaran bahasa dilakukan dengan sadar.

Pendek kata, kamu bisa memilih salah satu atau keduanya dalam menguasai bahasa Inggris. Metode mana yang lebih baik menurut kamu? Hanya kamu yang tahu jawabannya.


Referensi :
Krashen, S. D. (1982). Principles and practice in second language acquisition. Oxford, Pergamon.

Tags :

bm
Created by: Indra Langit

I have been sharing my enthusiasm in English for more than 10 years and love seeing diverse learners. In my leasure time, I enjoy playing online games and writing blog.

Posting Komentar

Connect